Berikut beberapa  hadist mengenai hubungan anak dengan orang tuanya. Sedihnya anak adalah  sedihnya orang tua, bahagianya anak adalah bahagianya orang tua. Sedang  ridhonya Allah adalah ridhonya orang tua. Seringkali bahkan selalu kita  merasa ingin sekali membahagiakan orang tua, menyediakan segala sesuatu  yang dibutuhkan orang tua, menjaga mereka, tetapi apa yang kita inginkan  ini masih jauh dari yang kita harapkan. Dan sebaris do’a untuk mereka  tiap habis sholat kita panjatkan untuk kebahagiaan mereka, kesehatan  mereka, dan harapan dikumpulkan kembali nanti di jannah-Mu.. 
Jangan mengabaikan (membenci dan menjauhi) orang tuamu. Barangsiapa mengabaikan orang tuanya maka dia kafir. (HR. Muslim)
Seorang sahabat  bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan  dan persahabatanku?” Nabi Saw menjawab, “ibumu…ibumu…ibumu, kemudian  ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat  kepadamu.” (Mutafaq’alaih).
Warisan bagi Allah  ‘Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya yang beribadah  kepada Allah sesudahnya. (HR. Ath-Thahawi).
Ibu mertua kedudukannya sebagai ibu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Dari Abdullah Ibnu  Amar al-’Ash Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa  Sallam bersabda: “Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua  dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” Riwayat  Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.
Hadis riwayat Abu  Hurairah ra., ia berkata: Seseorang datang menghadap Rasulullah saw. dan  bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan  baik? Rasulullah saw. menjawab: Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian  siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi:  Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya  lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab lagi: Kemudian ayahmu.  (Shahih Muslim No.4621)
Hadis riwayat  Abdullah bin Umar ra., ia berkata: Seseorang datang menghadap Nabi saw.  memohon izin untuk ikut berperang. Nabi saw. bertanya: Apakah kedua  orang tuamu masih hidup? Orang itu menjawab: Ya. Nabi saw. bersabda:  Maka kepada keduanyalah kamu berperang (dengan berbakti kepada mereka).  (Shahih Muslim No.4623)
Tiga macam do’a  dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa  kedua orang tua, dan do’a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud  dan tujuan baik). (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

 


